SERATUSNEWS.ID, PAREPARE — Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) Berdarah Bugis Parepare, Sulawesi Selatan, Abul Khoir Bassyar menceritakan kondisi terkini pasca gempa berkekuatan Magnitudo (M) 7,8 mengguncang Turki.
Saat dihubungi seratusnews.id, santri Pesantren Tahfidzh Sulaimaniyah Turki ini menuturkan, ketika peristiwa gempa terjadi pada Selasa (7/2/2023) dini hari lalu, dirinya dengan beberapa santri asal Indonesia lainnya yang bermukim di Istanbul Turki, tidak terlalu merasakan adanya getaran gempa, karena berjarak cukup jauh dari pusat gempa di Kahramanmaras.
Hanya saja kata dia, berdasarkan informasi yang ia peroleh dari para Abi (Ustaz) mereka yang bermukim di wilayah perkotaan Turki, ada beberapa santri Sulaimaniyah di Kota Adana Turki yang menjadi korban akibat musibah tersebut, paling banyak tertimbun di bawah reruntuhan bangunan.
“Ada santri Indonesia di Kota Adana, tapi saya tidak tau apakah ada yang meninggal,” ujarnya saat dihubungi via WhatsApp.
Khoir menceritakan, hampir semua bangunan asrama di Turki merupakan gedung-gedung apartemen tinggi, jadi saat adanya guncangan dahsyat, itu seketika bisa hancur.
Ia juga menuturkan, bahwa dirinya mendapatkan kabar dari Abi Sulaimaniyah yang ada di Kota Gaziantep, bahwa saat ini cuaca sangat buruk karena memasuki musim dingin ekstrem, di mana salju, angin, dan hujan membuat kondisi semakin mencekam pasca gempa.
“Kami mendapatkan kabar dari Abi yang ada di Kota Gaziantep, bahwa cuaca saat ini sangat buruk, jadi bagi mereka yang rumahnya hancur akibat gempa, terpaksa harus tinggal di luar. Mereka saat ini kesusahan, karena cuacanya sangat dingin,” kata putra dari Ketua Dewan Murobbi Wilayah (DMW) Hidayatullah Sulawesi Tenggara, Ustaz Ahmad.MS.
Sementara Ustaz Ahmad. MS mengaku, dirinya sempat khawatir setelah memperoleh informasi terjadi gempa berkekuatan M 7,8 di Turki yang menewaskan ribuan orang. Pasalnya, saat hendak berkomunikasi dengan putranya yang menjadi salah seorang santri di Pesantren Sulaimaniyah Istanbul, Turki, itu sangat sulit.
“Usai peristiwa gempa terjadi, handphone para santri saat itu katanya dikumpulkan oleh Abi (Ustaz) Sulaimaniyah yang ada di Istanbul. Kita para orang tua berharap handphone para santri dikasi dulu agar bisa berkomunikasi, biar tenang orang tuanya,” kata Ahmad, warga asal Kota Parepare ini.
Dikutip dari Associated Press, Kamis (9/2/2023), data dari Badan penanggulangan bencana negara Turki merilis, ada sebanyak 12.391 orang tewas di Turki akibat musibah gempa, dan lebih dari 60.000 orang terluka. Sedangkan di sisi perbatasan Suriah, lebih dari 2.900 orang dilaporkan tewas. (*)