Kronologi Longsor di Parepare yang Sebabkan 1 Orang Meninggal

SERATUSNEWS.ID, PAREPARE — Fahrul, remaja berusia 16 tahun, warga Sanrangeng’e, Jalan Reformasi, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Bacukiki Barat, meninggal dunia akibat tertimbun tanah longsor.

Dengan meninggalnya korban tanah longsor ini, menambah jumlah korban jiwa akibat peristiwa bencana alam banjir dan tanah longsor yang  terjadi di Kota Parepare, pada Rabu (1/2/2023) lalu.

Setelah sempat dirawat selama dua hari dua malam di RSUD Andi Makkasau, dan menghembuskan napas terakhirnya pada Pukul 14.35 Wita, Jumat (3/2/2023).

Almarhum merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. Sementara dua adiknya, satu laki-laki dan satunya lagi adalah perempuan.

Sehari-hari Fahrul yang merupakan anak yatim piatu ini, bekerja sebagai buruh bangunan dan menjual nasi kuning di kawasan Pelabuhan Nusantara Parepare, dan selama ini memilih tinggal bersama kedua saudaranya di rumah milik neneknya.

Salah seorang pihak keluarga korban, Rosmia menuturkan, saat peristiwa tanah longsor itu terjadi, Fahrul tertimpa reruntuhan material tanah serta batu pondasi sehingga mengalami luka serius.

“Posisinya Almarhum tertindis batu saat longsor, dan dia tidak bisa menyelamatkan diri, dan saat tanah longsor tiba-tiba terjadi, Fahrul dalam keadaan tidur,” jelasnya, saat ditemui pada Jumat (3/2/2023) sore.

Rosmia menjelaskan, saat terbangun Fahrul sempat meminta tolong dan memanggil nama nenek dan tantenya.

“Dia terbangun saat sudah tertindis batu dan sempat teriak meminta tolong ke neneknya dan tantenya,” ucap Rosmia, dengan mata sayu karena belum pernah tidur selama menjaga Almarhum di rumah sakit.

Almarhum Fahrul sempat dievakuasi, setelah ada dua warga berhasil mengangkat reruntuhan material tanah dan batu yang menimpa tubuhnya.

“Baru bisa dievakuasi saat ada orang yang membantu mengangkat batu yang menindis tubuh Almarhum,” jelasnya.

Tante dari almarhum ini juga mengatakan, selama ini Fahrul sehari-hari bekerja sebagai buruh bangunan dan jualan nasi kuning di Pelabuhan Nusantara Parepare, dan dari hasil pekerjaannya itulah ia menghidupi kedua saudaranya.

“Almarhum sempat dirawat dua malam di rumah sakit, dan meninggal usai salat Jumat, saat ini jazad Almarhum disemayamkan di rumah peninggalan orang tuanya,” pungkasnya.

Rencananya, pada Sabtu (4/2/2023) besok, Almarhum akan dibawa ke Segeri, Kabupaten Pangkep, untuk dimakamkan di dekat kedua orang tuanya.

Saat dihubungi, Lurah Kampung Baru, Sutrisno mengatakan, seluruh kebutuhan pengurusan jenazah korban tanah longsor ini, akan ditanggung oleh pihak Kelurahan, mulai dari kain kafan hingga dimakamkan di liang lahat.

“Alhamdulillah untuk jenazah Almarhum, kami dari pihak Kelurahan Kampung Baru akan mengurusnya mulai dari kain kafan hingga dikuburkan di liang lahat,” ucapnya.

Tak lupa, Lurah Kampung Baru, Sutrisno juga mengaku sangat berduka cita atas musibah yang dialami oleh warganya tersebut, dan meminta kepada pihak keluarga korban untuk bersabar atas cobaan yang dialami.

Tercatat tiga orang meninggal dunia dalam bencana alam tersebut. Dari data yang berhasil dihimpun, dua orang meninggal akibat banjir dan satu orang lainnya meninggal akibat tanah longsor.

Sebelumnya, ada dua korban yang juga meninggal dunia akibat banjir di Parepare, keduanya merupakan pasangan suami istri yakni Ramli (50) dan Fitri (40).

Korban adalah warga Jalan Bukit madani 2, Tengnga galung (Tegal), Kelurahan Lapadde, Kecamatan Ujung, Kota Parepare, keduanya dinyatakan meninggal dunia akibat terseret arus banjir. (*)

Tinggalkan Balasan

tiktok downloader sssTIKTOK