SERATUSNEWS.ID, PAREPARE — Kapolres Parepare AKBP Andiko Wicaksono memanfaatkan program “Jumat Curhat” untuk menemui sejumlah kelompok suporter PSM Makassar, guna mendengar keluhan serta masukan dari para pecinta tim juku eja ini.
Kegiatan yang digelar di Hilal Point, Jalan Abdul Kadir, Kelurahan Labukkang, Kecamatan Ujung, Parepare ini, dihadiri oleh beberapa perwakilan kelompok suporter baik dari Parepare dan Makassar, diantaranya The Machz Man, Red Gank, Laskar Ayam Jantan, dan The Preman, pada Jumat (20/1/2023).
Saat menyampaikan sambutan, AKBP Andiko Wicaksono mengatakan, program Jumat Curhat ini telah berjalan sekira dua setengah bulan, dengan metode tatap muka atau datang langsung untuk duduk bersama masyarakat guna menyerap aspirasi terkait permasalahan hukum atau ketertiban dan keamanan masyarakat atau kamtibmas.
“Kali ini kami mendatangi warga yang ada di wilayah kelurahan Labukkang, dan Para Korwil suporter PSM yang ada di wilayah Kota Parepare dan mendengarkan segala keluhkesah mereka,” katanya.
Andiko juga mengatakan, Liga 1 putaran kedua yang dilaksanakan tanpa adanya penonton, itu berdasarkan beberapa aspek.
Selain itu Salah satu pertimbangan utama pertandingan antara PSM Makassar vs PSS Sleman digelar tanpa penonton, tak lain karena pertimbangan faktor keamanan dan keselamatan pemain bersama tim official, dan penonton.
“Hal ini kami putuskan, berdasarkan Peraturan Polisi (Perpol) Nomor 10 Tahun 2022. Di antaranya pengukuran kapasitas penonton, dan manajemen risiko pertandingan,” jelasnya.
Apalagi kata Kapolres Parepare, tidak adanya akses keluar masuk serta sarana perparkiran yang representatif di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare, juga menjadi salah satu faktor utama pertandingan laga perdana putaran kedua BRI Liga 1 ini digelar tanpa penonton
“Tidak adanya sarana perparkiran yang representatif di Stadion Gelora BJ Habibie, menjadi salah satu alasan mengapa pertandingan ini digelar tanpa penonton. Sebab, yang kami tahu selama ini hanya memanfaatkan lahan-lahan kosong milik warga setempat,” lanjutnya.
Selain itu, Stadion Gelora BJ Habibie Parepare yang lebih krusial, belum memiliki akses keluar masuk yang sesuai dengan standar FIFA.
“Apabila kita mengikuti regulasi yang berlaku sesuai dengan standar FIFA, jalur keluar masuk antara penonton dan pemain serta official tim, itu tidak boleh sama,” kata Andiko.
Lebih lanjut dikatakan, berangkat dari peristiwa tragedi Kanjuruhan, bisa dijadikan pengalaman yang berharga bagi penyelenggaraan event pertandingan sepak bola yang berskala nasional.
Terkait sikap positif yang ditunjukkan oleh kelompok suporter PSM yang patuh pada keputusan untuk tidak datang menonton di Stadion Gelora BJ Habibie, lanjut Andiko, itu akan dijadikan sebagai bahan evaluasi pada laga berikutnya.
“Tentunya sikap yang telah ditunjukkan kelompok suporter PSM Makassar pada pertandingan terakhir sangat positif dan kami apresiasi. Itu akan jadi bahan evaluasi yang sangat berharga untuk nantinya kami terapkan pada pertandingan berikutnya,” ucap perwira menengah berpangkat dua bunga melati ini. (*)