SERATUSNEWS.ID, PAREPARE — Laga pekan ke-18 Liga 1 2022/2023, mempertemukan PSM Makassar vs PSS Sleman yang berlangsung di Stadion Gelora BJ Habibie Parepare, pada Sabtu (14/1/2023) sore.
Pertandingan itu berlangsung tanpa dihadiri penonton akibat tidak terbitnya izin keramaian dari pihak kepolisian dengan alasan masih adanya infrastruktur yang masih perlu dibenahi.
Hasil pertandingan itu, PSM Makassar berhasil pecundangi tim tamu PSS Sleman dengan skor akhir 4-0 tanpa balas. Gol itu dicetak diantaranya Ramadhan Sananta dengan dua Gol, Ananda Rehan, dan Everton Nascimento melalui titik penalti.
Tentunya ini membuat PSM Makassar bertahan di puncak klasemen sementara Liga 1 2022/2023 dengan mengantongi 37 poin selisih satu dengan Madura United.
Usai pertandingan lagi dan lagi Bernardo Tavares menyoroti kinerja wasit yang memimpin pertandingan.
Saat konferensi pers, Pelatih PSM Makassar Bernardo Tavares mengatakan, meski meraih kemenangan di pekan ke-18, itu tidak membuatnya merasa bahagia karena masih ada yang mengganjal di hatinya.
“Pertandingan kali ini, ada dua hal sebenarnya membuat rasa bahagia ini mengganjal, tidak full saya bahagia,” katanya.
“Pertama adalah suporter kami layak melihat langsung pertandingan kami menangkan hari ini. Pemain juga harusnya mendapat motivasi tambahan sebagai energi ekstra dari dukungan suporter,” sambung Bernardo Tavares.
Pelatih asal Portugal itu mengutarakan alasan keduanya tidak bisa bahagia atas kemenangan telak yang diraih anak asuhnya.
“Alasan kedua membuat saya kurang bahagia adalah, wasit. Oke kita menang, ini memang harus betul-betul disampaikan,” jelasnya.
“Mereka harus menjalankan aturan-aturan dalam sepak bola itu dengan baik,” imbuhnya.
Bernardo Tavares mengeluhkan keputusan wasit yang tidak adil dalam mengambil keputusan selama pertandingan, karena banyak tekel berbahaya yang dilakukan pemain PSS Sleman.
“Contoh pemain nomor 6 (Jihad Ayoub), dia sudah mendapat kartu kuning di babak pertama, namun kembali melakukan pelanggaran dan layak diberikan kartu kuning kedua, tapi wasit tidak memberikannya,” jelasnya.
“Begitu juga dengan nomor 44 (Nurdiansyah), di babak pertama melakukan dua tekel berbahaya, layak diganjar kuning dua kali tapi tidak diberikan. Nomor 78 (Ifan Nanda Pratama) babak kedua melakukan tekel berbahaya yang layak diganjar kartu kuning namun tidak diberikan,” urainya.
Pihaknya juga menerangkan Ramadhan Sananta dimenit ke-67 berada on-side namun lagi-lagi wasit menganggapnya berada di posisi offside.
“Sananta dimenit ke-67 tidak offside, dia cetak gol justru diberikan kartu kuning kepadanya,” terangnya. (hsl)