SERATUSNEWS.ID, PAREPARE — Krisis global saat ini diprediksikan akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
Salah satu dampak yang akan diperoleh Indonesia yakni mengalami resesi. Namun hal itu hanya akan menyentuh tingkat makro tidak untuk mikronya.
Saat dihubungi seratusnews.id, Ketua Badan Pengurus Cabang Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Parepare, Syamsul Rijal menyebutkan krisis global berada didepan mata yang akan mengancam di sektor pangan dan energi.
“Krisis global didepan mata, memang berulang kali Presiden Jokowi menyampaikan akan mengancam pangan dan energi dalam artian bahan bakar dan sebagainya,” jelasnya.
Ancaman krisis global, kata Syamsul Rijal, efek dari masih berlangsungnya perang antar Rusia dengan Ukrania.
“Karena efek krisis global ini, efeknya dari Ukrania dengan Rusia,” ujarnya.
Syamsul Rijal juga mengatakan atas perang masih terjadi, bahan baku minyak dan pangan tersendak serta akan berefek pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Sehingga bahan baku minyak dan pangan itu agak tersendak dan ini juga akan berdampak pada Indonesia juga,” bebernya.
Ketua BPC HIPMI Parepare menjelaskan, kaitannya dengan resesi pasti ada karena jumlah permintaan bahan baku dan energi masih tinggi dibandingkan dengan ketersediaan pangan.
“Dikaitkan dengan resesi, yah pastinya akan resesi karena jumlah permintaan masih tinggi dibanding ketersediaan barang,” ungkapnya.
Dia juga memprediksikan akan adanya resesi ditingkat makro tapi disisi mikro tidak akan terlalu berdampak.
“Mungkin saja ada resesi ekonomi, namun untuk resesi ditingkat makro, tapi ditingkat UMKM tidak terlalu berdampak seperti krisis-krisis sebelumnya contoh yang terjadi di tahun 98, yang terdampak hanya pengusaha makro. Beda dengan usaha mikro yang terus bertumbuh dan baik perputaran ekonominya,” katanya.
Syamsul Rijal juga mengatakan hantaman ekonomi saat Covid-19 berdampak keduanya yakni mikro dan makro. “Beda di Covid kemarin semua kena mikro dan makro,” ujarnya.
Dia pun mendorong para pelaku usaha UMKM untuk tetap terus waspada dan belajar dengan kondisi saat ini serta kejadian tersebut akan terus berulang selama proses pemulihan ekonomi.
“Nah harapan kita walau pun ada resesi, pengusaha-pengusaha UMKM harus tetap waspada dan belajar, karena mungkin akan terjadi berulang-ulang dalam proses pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Syamsul Rijal juga mengajak pelaku usaha UMKM Parepare untuk memperkuat pondasi bisnisnya baik secara finansial dan manajemennya.
“Makanya perlu perbaikan pondasi bisnis secara finansial dan manajemen. Sehingga teman-teman UMKM ini sudah siap dengan kondisi hari ini dan kemungkinan-kemungkinan dimasa akan datang akan terjadi kembali,”, jelasnya.
Ketua BPC HIPMI Parepare berharap pengusaha-pengusaha yang ada di Parepare untuk terus belajar memahami kondisi yang bakal terjadi memukul pertumbuhan ekonomi.
“Saya berharap pengusaha-pengusaha UMKM di Parepare terus belajar dengan kondisi-kondisi yang terjadi terutama pada krisis global nantinya,” tutupnya. (*/ag)
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.