SERATUSNEWS.ID, PAREPARE — Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), adalah salah satu kelompok pelaku ekonomi terbesar di Indonesia, hal ini terbukti menjadi roda penggerak perekonomian di masa krisis, namun berbeda halnya di masa Pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, sektor UMKM adalah bidang usaha yang paling merasakan keterpurukan dengan adanya aturan pembatasan kegiatan.
Untuk itu Wakil Ketua DPRD Parepare, Tasming Hamid (TSM), meminta kepada sejumlah pihak untuk memberi perhatian khusus guna kebangkitan sektor UMKM.
Hal itu diungkapkan oleh TSM, usai bertemu dengan salah seorang pelaku UMKM bernama Arqam Dirga (17) yang kesehariannya berkeliling di Kota Parepare untuk menjajakan keripik pisang buatan keluarganya.
“Tadi malam saya berbincang-bincang dengan Arqam Dirga yang berkeliling Parepare menjajakan keripik pisang buatan keluarganya dengan racikan rahasia, saya menyampaikan untuk memberikan Brand pada produknya serta pelan-pelan menitipkan beberapa di Warkop atau toko-toko,” kata TSM saat dihubungi seratusnews.id, Rabu (23/3/2022).
Agar semakin meningkat sektor UMKM di Kota Parepare, TSM meminta kepada Pemerintah untuk memberikan dukungan keberlanjutan, baik dari sisi bantuan modal serta pelatihan kewirausahaan, hingga akhirnya dapat menghasilkan produk yang sesuai standar dan kualitas serta strategi penjualan produk UMKM yang dapat berdaya saing tinggi.
“Sembari terus kita mendorong Pemerintah Kota Parepare, agar bisa bersinergi dengan toko-toko retail seperti Alfamart atau Indomaret yang ada di Parepare, untuk memberikan ruang bagi produk UMKM khususnya di Parepare,” kata TSM.
Salah satu solusi yang juga dapat dilakukan pemerintah dalam mendukung usaha produk UMKM lokal, yakni dengan membuat kebijakan supaya instansi pemerintah maupun swasta mengutamakan produk lokal.
Tak hanya mendorong pemerintah untuk bersinerigi dengan toko retail besar serta mengatur instansi pemerintah untuk mengutamakan produk lokal, Tasming juga meminta pemerintah menciptakan ekosistem digital yang memfasilitasi pengembangan UMKM.
Menurut Tasming, banyak UMKM mulai menerapkan kebiasaan baru untuk tetap bertahan secara optimal sejak pandemi melanda, salah satunya adalah menjalankan usaha dengan tren digitalisasi atau go digital. Naiknya tren penjualan dengan memanfaatkan marketplace menandakan kebutuhan masyarakat untuk membeli produk dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masih cukup tinggi.
Di sisi pembeli, banyak kemudahan yang didapatkan saat melakukan transaksi di marketplace, mulai dari beragam produk yang ditawarkan, berbagai cara pembayaran, dapat diakses di mana saja menggunakan smartphone, jangkauan pengiriman barang yang luas, hingga berbagai promo menarik yang disiapkan.
Selain itu, manfaat besar juga bisa diperoleh bagi penjual, karena tidak perlu sewa tempat, transaksi lebih mudah, praktis, dan aman. Berbagai kemudahan dan manfaat dari toko online mendorong pelaku usaha rumahan menjadi pelaku UMKM.
Ia menukil data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) yang mencatat, Agustus 2021, 15,3 juta UMKM sudah masuk ke platform digital dan kementerian menargetkan 30 juta UMKM yang memasarkan produknya secara digital pada 2030. Secara bertahap, target di 2022 sebanyak 19 juta UMKM dan 2023 sebanyak 24,5 juta UMKM.
Ketahanan pelaku UMKM sudah teruji dalam berbagai kondisi ekonomi dengan melakukan adaptasi baru, yakni membiasakan berjualan online melalui platform digital. Pengembangan UMKM menjadi salah satu alternatif penting yang mampu mengurangi beban berat yang dihadapi perekonomian nasional dan daerah.
Meski demikian, upaya Digitalisasi UMKM membutuhkan peran banyak pihak, termasuk dari sektor swasta dan Pemerintah. Minimnya pengetahuan tentang toko online menjadi kendala tersendiri bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan bisnis luring menjadi daring. Sementara dari sisi pemerintah, tantangan yang dihadapi salah satunya adalah pendataan UMKM. (*/ag)