Pilot Senior Indonesia, Captain Abimanyu Prawoto Mengapresiasi Keberhasilan Chaerul Dalam Merakit dan Menerbangkan Pesawat

SERATUSNEWS.ID, PINRANG — Kisah sukses Chaerul dalam merakit sekaligus menerbangkan pesawat rakitan jenis ultralight miliknya, kini menuai apresiasi dari berbagai pihak.

Salah satunya datang dari seorang pilot senior di Indonesia, yakni Captain Pilot Abimanyu Prawoto. Menurut Abimanyu, pesawat jenis ultralight single seat 250cc buatan Chaerul ini, patut untuk mendapat apresiasi, sebab ini merupakan hasil karya anak bangsa.

“Kami rasa apa yang dilakukan oleh Chaerul, patut kita apresiasi, sebab ini merupakan hasil karya anak bangsa, bisa merakit pesawat bukan hal yang mudah, sebab membutuhkan keahlian khusus serta hitung-hitungan yang tepat, terlebih lagi jika bisa merakit sekaligus menerbangkan pesawat, itu sudah sangat luar biasa” kata Captain Abimanyu saat dihubungi seratusnews.id, pada Kamis (16/1/2020) malam.

Lebih lanjut dikatakan, setelah dirinya melihat video singkat Chaerul saat berhasil menerbangkan pesawat jenis ultralight di Pantai Ujung Tape, Kecamatan Mattiro Sompe, Pinrang, Sulawesi Selatan, belum lama ini. Maka dirinya menyarankan agar Chaerul lebih giat mempelajari lagi apa yang menjadi kekurangan setelah ia berhasil melakukan uji terbang.

“Jika saya lihat sepintas tadi, daya dorong pesawat buatan Chaerul ini powernya masih kurang, sehingga saat terbang itu tidak bisa terlalu tinggi. Selain itu, kecermatan dalam menghitung keseimbangan sayap juga harus dipelajari lebih lanjut,” jelas Abimanyu, yang juga merupakan pengajar di bidang kedirgantaraan ini.

Lalu siapa Captain Abimanyu Prawoto ini ?

Captain Abimanyu Prawoto adalah lulusan LPPU Curug tahunn 1970, pengalamannya di bidang kedirgantaraan pun, sudah tidak diragukan lagi. Sebab, Abimanyu pernah menjadi pilot Garuda Indonesian Airways tahun 1971 – 1981, S.M.A.C..1981 – 1986, Garuda Indonesian Airways tahun 1986 – 1996, Malaysian Airlines(MAS) tahun 1996 – 2006, Malaysia Air Asia tahun 2006 – 2015, serta Simulator Flight Instructor (SFI) Airbus A 320…at A.T.C. (LION Group).

Seperti diketahui, Chaerul merakit pesawat terbang jenis ultralight itu, hanya dengan bermodalkan barang rongsokan yang banyak ditemui di bengkel miliknya. Chaerul yang memang sehari-harinya berprofesi sebagai montir ini, gemar memodifikasi motor.

Chaerul yang hanya sempat mengecap pendidikan kelas 3 Sekolah Dasar atau SD ini, mengaku terobsesi membuat pesawat terbang lantaran penasaran ingin naik pesawat, sehingga ia memamfaatkan barang rongsokan untuk ia rakit menjadi pesawat ultralight.

“Saya belum pernah naik pesawat, makanya bikin sendiri,” kata dia.

Pesawat terbang jenis ultralight Chaerul ini terbuat dari barang bekas seperti roda gerobak pengangkut pasir, sedangkan sayap yang terbentang di atas pesawat terbuat dari parasut bekas yang biasa dijadikan penutup mobil. Adapun mesinnya, terbuat dari mesin motor Kawasaki Ninja RR 150 CC.

Chaerul merakit pesawat ini secara otodidak dan bermodalkan petunjuk dari aplikasi YouTube, pengerjaanya pun tergolong singkat, hanya sekira dua bulan lebih dengan dibantu 2 orang rekannya dan telah menghabiskan biaya sekira 8 juta rupiah untuk badan pesawat dan 15 juta rupiah untuk membeli mesin motor Ninja RR 150 cc. (*/ag)

Comments

Tinggalkan Balasan