Marroddo, Wujud Syukur Masyarakat Basseang Atas Panen Melimpah

SERATUSNEWS.ID, PINRANG Sulawesi Selatan (Sulsel), bukan hanya kaya akan sumber daya alamnya, akan tetapi Sulsel juga kaya akan tradisi dan budayanya yang beragam.

Salah satu tradisi masyarakat Sulsel, dalam mensyukuri anugerah dari sang maha pencipta adalah Tari Marroddo’. Tarian ini, hanya ada di Desa Basseang, Kecamatan Lembang, Kabupaten Pinrang. Lembang adalah salah satu kawasan perkampungan terpencil dan berada di atas bukit yang berbatasan denga Kabupaten Tana Toraja.

Desa Basseang Pinrang

Tapi tarian ini tidak bisa dilakukan setiap saat, karena sebelum melaksanakannya, harus diawali dengan nazar dari tetua adat Basseang, seusai deklarasi Pattinjo. Nazar itu, misalnya, jika kondisi masyarakat aman dan tentram sepanjang tahun, serta hasil panen yang melimpah, maka akan digelar Marroddo.

Menurut cerita warga setempat, Marroddo dilakukan sejak abad kedelapan, saat itu nenek Torapadang atau manusia pertama di wilayah Basseang, mendapat pesan dari Batara Guru bahwa kelak keturunan, ternak, dan tanaman yang ada di wilayah ini akan terus berkembang. Karena itu, harus dilakukan ritual Marroddo sebagai bentuk ucapan syukur.

Marroddo dilakukan dengan cara berlari-lari kecil, tari Marroddo ini pesertanya hanya diikuti oleh para sesepuh laki-laki yang ada di kampung Basseang, Lembang, Pinrang.

Para penari Marroddo ini membuat lingkaran sambil mengelilingi piring yang berisi buah pinang dan dilapisi beberapa lembar dedaunan. Dalam tarian ini, peserta melantunkan beberapa bait pantun yang berbahasa daerah setempat atau bahasa Pattinjo.


Diterbitkan

dalam

oleh

Comments

Tinggalkan Balasan